SEBAB PENAMAANNYA
Shalat tarawih adalah shalat lail (malam) yang dikerjakan pada malam bulan Ramadhan. Sholat tarawih terkadang disebut dengan 'qiyam Ramadhan." Bila pada malam-malam selain Ramadhan biasanya disebut sholat malam (qiyamul lail), atau sholat tahajjud.
Kata tarawih adalah bentuk jama' dari dari kata “tarwihah” yang artinya istirahat. (Lihat Fathul Bari, Syarah Shahih Bukhari).
Dinamakan shalat tarawih karena para salaf mengerjakan shalat malam tersebut dengan cara berhenti sejenak untuk beristirahat di tiap-tiap empat rakaat.
Hal ini didasarkan pada riwayat Imam Al Baihaqi dari Aisyah Radliyallahu'anha :
“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam shalat malam empat rakaat lalu istirahat lama sekali sehingga saya merasa iba kepada beliau”.
KEUTAMAANNYA
1. Hadits dari Abu Hurairah Radliyallahu'anhu , Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang menegakkan qiyam ramadhan/ shalat tarawih dengan dasar iman dan ikhlas (mengharapkan pahala) maka akan diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari 1/499. Muslim 2/177. Malik 1/113/2. Abu Dawud 1371. An Nasa'i 1/308. At Tirmidzi 1/153. Ad Darimi 2/26. Ibnu Majah 1326)
2. Hadits dari Abu Dzar Radliyallahu'anhu , Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
“Sesungguhnya barangsiapa yang shalat bersama Imam hingga selesai maka dicatat baginya (seperti) dia shalat tarawih semalam penuh” (HR. Ibnu Abi Syaibah 2190/2. Abu Dawud 1/217. At Tirmidzi 2/72-73. An Nasa'i 1/237. Ibnu Majah 11/397 dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
TATA CARANYA
Yang paling afdhal (utama) sholat tarawih dikerjakan sebanyak sebelas rakaat, karena inilah yang menjadi kebiasaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sekalipun menurut para ulama diperbolehkan sholat tarawih lebih dari sebelas rakaat.
Hal ini didasarkan pada pernyataan Aisyah رضي الله عنها:
“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam baik dibulan Ramadhan maupun lainnya tidak pernah lebih dari 11 raka'at.“ (HR. Bukhari 2/25, Muslim 2/16. Al Baihaqi 2/495-496 dan Ahmad 6/36)
Teknisnya, sholat ini dilakukan dua rakaat-dua rakaat sekali salam. Lalu beristirahat (tarawih) setelah rakaat keempat dan kedelapan, baru kemudian dilanjutkan dengan sholat witir tiga rakaat baik dengan sekali salam tanpa takhiyat awal atau dengan dua kali salam.
Hal ini berdasarkan keumuman sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى
"Sholat malam itu dua rakaat dua rakaat." (HR. Bukhari No 946)
Adapun dalil yang menyatakan dibenarkannya witir tiga rakaat dengan dua kali salam adalah :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ يُصَلِّي فِي الْحُجْرَةِ وَأَنَا فِي الْبَيْتِ فَيَفْصِلُ بَيْنَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ بِتَسْلِيمٍ يُسْمِعُنَاهُ
"Dari Aisyah ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sholat di kamar sedangkan saya berada didalam rumah, beliau memisahkan antara rakaat yang genap dan yang ganjil dengan salam yang terdengar oleh kami." (HR. Ahmad No 24018 dan Ibnu Hibban No 2433)
Sedangkan dalil tentang diperbolehkannya witir tiga rakaat dengan sekali salam tanpa ada takhiyat awal adalah perkataan Aisyah:
"Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan sholat witir tiga rakaat dan beliau tidak duduk kecuali pada rakaat yang terakhir." (HR. Malik No 466, Nasai 3/234 dan Hakim 1/204)
Wallahu A'lam Bish Showab.
0 Responses to Sifat Tarawih Nabi